Selasa, 23 Oktober 2012

DIMENSI-DIMENSI HAKIKAT MANUSIA


Manusia mempunyai 4 dimensi, diantaranya yaitu :


1. Dimensi keindividuan

Manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi yang berbeda-beda dari yang lainnya atau menjadi seperti dirinya sendiri. Tidak ada individu yang identik dimuka bumi ini, bahkan dua anak yang kembar pasti mempunyai perbedaan, hanya serupa namun tidak sama apalagi identik.
Dimensi keindividuan yaitu kepribadian seseorang yang utuh yang terdiri dari kesatuan pisik dan psikis. Keberadaan manusia sebagai individu bersifat unik karena berbeda antara satu dengan lainnya. Setiap manusia sama mempunyai tangan,kaki,telinga, dan anggota tubuh lainnya. Namun, tidak persis bentuknya karena setiap orang kelak akan dimintai pertanggungjawaban atas sikap dan prilakunya.
Sebagai contoh, dua orang yang kembar yang mempunyai tangan dan kaki yang sama. Tetapi, kembar pertama menggunakan tangan dan kakinya untuk melakukan kejahatan dan kembar kedua menggunakan tangan dan kakinya dalam kebaikan. Secara tidak langsung kembar kedua tidak mau disamakan dengan kembar pertama karena prilaku kembar pertama tidak baik. Maka dari contoh diatas dapat disimpulakn bahwa setiap manusia serupa namun tidak sama.


2. Dimensi kesosialan

Seseorang akan menemukan jati dirinya manakala berada diantara orang banyak artinya manusia tidak mengenali dirinya dan dapat mewujudkan potensinya sebelum dia berinteraksi dengan manusia lainnya. Manusia adalah makhluk social sekaligus juga makhluk individu. Dimaksudkan disini manusia berbeda dengan lainnya, namun manusia sangat membutuhkan manusia lain karena manusia tidak akan bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Manusia hidup dalam suasana interdependensi (saling ketergantungan) dalam antar hubungan dan antaraksi.
Sebagai contoh, posisi keluarga atau orang tua dalam menentukan disiplin anak. Bahwasanya anak itu juga manusia yang tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan orang disekitarnya untuk mendidik sang anak.

3. Dimensi kesusilaan

Manusia dengan kemampuan akalnya menetukan manakah yang baik dan manakah yang buruk dengan pertimbangan nilai-nilai budaya yang dijunjungnya, memungkinkan manusia berbuat dan bertindak secara susila.
Susila berasal dari kata su yang artinya baik dan sila yang artinya dasar. Jadi kesusilaan adalah ukuran baik dan buruk.
Diryakara memandang bahwa manusia susila adalah manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati dan melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam perbuatannya. Nilai-nilai mengandung makna keluhuran, kebaikan dan kemuliaan.
Agar manusia dapat melakukan apa yang semestinya akan dilakukan maka manusia harus mengetahui dan memahami nilai-nilai tersebut kemudian kesadaran manusia akan menjalankan nilai-nilai tersebut.
Contohnya, menjaga kebersihan diri, rumah, dan lingkungan, ikut bergotong-royong, menjaga keamanan dan ketertiban, serta bergaya hidup dengan sederhana tidak pamer harta kekayaan.

4. Dimensi keagamaan

Beragama merupakan kebutuhan manusia karena manusia adalah makhluk lemah sehingga memerlukan tempat bertopang atau tempang mengadu. manusia memerlukan agama demi keselamatan dan ketentraman hidupnya.
Manusia adalah makhluk yang religius yang dianugrahi ajaran-ajaran yang dipercayainya. Ajaran tersebut akan ada apabila didapatkan melalaui bimbingan nabi. Manusia juga akan mendapatkan pelajaran agama dari orang tua,guru agama, dan orang yang mengerti agama. Karena kita diwajibkan memiliki agama untuk keselamatan hidup dan ketentraman hati.
Contohnya, orang yang beragama islam, kristen, katolik, hindu dan budha.

4 komentar:

Pages